Cerita Anak - Bunga Edelweis (Bagian 2): Petualangan Menyelamatkan Bunga Langka di Pegunungan Tinggi

Inspirasi Pintar,- Cerita Anak - Bunga Edelweis (Bagian 2): Petualangan Menyelamatkan Bunga Langka di Pegunungan Tinggi

Cerita Anak bergambar: Fajar dan Mentari langsung menanam Bunga Edelweis yang didapatnya di belakang rumah. Mereka bahkan enggan beranjak dari tempat bunga langka itu ditanam. Hampir setiap waktu bunga itu mereka pandangi. “Aku masih gak habis pikir deh, kok bisa ya bunga ini menyembuhkan lukanya Zahra?” kata Mentari.

Fajar bingung, tak bisa menjawab pertanyaan Mentari tadi. “Sudahlah gak usah dipikirin. Mending kita mandi, udah sore nih,” ajak Fajar. Mereka kemudian bergegas ke kamar mandi. Keesokan harinya di sekolah, Zahra menceritakan apa yang dialaminya kemarin kepada Marisa, Naura dan teman-teman sekelasnya. “Apaaaa? Gak mungkin, bunga seperti itu tuh cuma ada dalam dongeng Zahra, gak mungkin Fajar dan Mentari memiliki bunga seperti itu,” ucap Marisa. Zahra berusaha meyakinkan teman-temannya, tapi semakin dia memberikan penjelasan, semakin teman-temannya tertawa lepas. 

Beberapa saat kemudian, Fajar dan Mentari datang. “Mentari, benar kan kemarin luka aku sembuh karena bunga yang kamu bawa?” tanya Zahra. Seketika Fajar dan Mentari saling pandang sambil garuk-garuk kepala. Mereka bingung harus berkata apa. Dengan nada gugup Mentari menjawab, “gak kok, itu bunga biasa aja. Lagian kemarin luka Zahra juga cuma sedikit”.

Mendengar jawaban Mentari, teman-teman Zahra langsung kembali ke kelasnya masing-masing. Tapi Danu dan Adam justru penasaran. Usai pulang sekolah, mereka ingin membuktikan kebenaran itu. Mereka pun merencanakan sesuatu dengan berpura pura meminta pertolongan Fajar untuk membukakan sebuah boks yang di dalamnya telah diisi silet. 

Boks pun dibuka dan tangan Fajar langsung terkena sayatan silet. “Kamu gak apa-apa Fajar,” ucap Danu berpura-pura. “Oh iya gak apa-apa,” jawab Fajar. Fajar terus menekan jarinya yang terkena sayatan silet agar darah yang keluar tidak terlalu banyak. Dia lalu pulang menuju rumahnya. Tanpa Fajar ketahui, Danu dan Adam mengikutinya dari belakang. 

Dalam hatinya, Fajar penasaran, ingin juga membuktikan benar tidaknya bunga itu bisa menyembuhkan luka. Diambilnya salah satu tangkai bunga itu dan diusapkannya ke luka di tangannya. Fajar kaget, ternyata benar lukanya seketika sembuh. Danu dan Adam yang mengintai Fajar pun kaget.

Mereka berencana mencuri bunga itu dari halaman belakang rumah Fajar. Setelah Fajar masuk ke dalam rumah, mereka mengambil salah satu bunga itu. Danu dan Adam lantas pamer kepada teman-temannya bahwa mereka kebal terhadap luka. “Hey lihat nih, bukan mereka aja yang bisa main debus. Kita juga bisa,” seru Danu. 

Teriakan Danu dan Adam ternyata mengundang perhatian banyak orang, termasuk Fajar dan Mentari. Mereka kaget, dari mana Danu dan Adam belajar ilmu debus. Orang-orang pun berdatangan untuk menyaksikan pertunjukan Danu dan Adam. Mereka lantas menyayatkan silet ke tangannya beberapa kali. 

“Lihat nih dalam sekejap luka ini akan langsung sembuh”. Dikeluarkannya bunga edelweis dari dalam kantong plastik kemudian diusapkan kebagian yang luka. Namun ternyata lukanya tak kunjung sembuh. “Waduh.., kok lukanya masih ada sih,” kata Adam kaget. “Maaf teman-teman, kami lupa mantranya apa jadi lukanya gak bisa sembuh,” sahut Danu.

Teman-teman mereka pun lalu tertawa terbahak, “ha..ha..ha..,” “Makanya orang gak bisa debus jangan pura-pura bisa,” kata salah seorang penonton. Orang-orang itu kemudian membubarkan diri. Fajar dan Mentari lalu menghampiri Danu dan Adam.

“Kalian kata siapa kalau bunga ini bisa menyembuhkan luka?” tanya Fajar. “Maafin kami Fajar, tadi kami mengikuti kamu, dan kami lihat bunga ini bisa menyembuhkan luka kamu,” jawab Danu. 

Fajar dan Mentari juga heran kenapa luka Adam dan Danu tidak bisa disembuhkan, padahal sebelumnya bunga itu bisa menyembuhkan luka Fajar.*