Menghibur dengan Cerita Anak - Gara-gara Sepatu Baru yang Bikin Kacau

Menghibur dengan Cerita Anak - Gara-gara Sepatu Baru yang Bikin Kacau

Cerita anak - Fajar & Mentari,- JAM telah menunjukkan pukul setengah enam pagi. Fajar segera bergegas ke kamar mandi untuk berangkat sekolah. Sementara di ruangan depan, Mentari telah menunggunya. “Kak Fajar…..cepat, dong!” teriak Mentari. “Ya sebentar, lagi cari sepatu, nih!” sahut Fajar dari kamarnya. 


“Bukannya kemarin dicuci?” tanya Mentari. Fajar baru ingat. Dia segera menuju ke belakang untuk mengambil sepatu yang dijemur kemarin. Ternyata, sepatunya basah kuyup kena hujan semalam. Fajar pun segera berlari menemui Mentari di depan. 



“Aku pinjam sepatu hitam kamu ya?” ucap Fajar pelan. “Memangnya sepatu kamu masih basah!”. “Tapi, sepatu aku cuma satu-satunya ini!” ujar Mentari keberatan. 



“Minggu lalu kan, Bunda beliin sepatu baru buat kamu,” ujar Fahar. “Iya, tapi itu sepatu baru. Aku mau pakai dua minggu ke depan. Pas kelas aku dapat giliran jadi petugas upacara,” jelasnya. “Sepatu barumu pakai sekarang aja, deh! Biar aku pakai sepatumu yang lama,” pinta Fajar penuh harap. “Pokoknya enggak, titik!” aku mau berangkat. Takut telat!” ujar Mentari sambil pergi meninggalkan Fajar. 



Bel istirahat berbunyi. Mentari dan teman-temannya ngobrol di taman samping kelas. “Eh, Mentari, tadi waktu upacara bendera, kan ada tiga murid yang dihukum di tengah-tengah lapangan. Salah satunya, kakak kamu kan?” tanya Marisa. “Iya, itu Fajar, kakaknya Mentari. Tadi dia pakai sepatu putih sih, bukan hitam!” sahut Naura. 



Mentari hanya tertunduk lesu. Ia merasa bersalah atas kejadian yang menimpa Fajar. Pada pelajaran berikutnya, Mentari tidak bergairah. “Sejak peristiwa itu, Fajar dan Mentari jarang bertegur-sapa. Bahkan, ke sekolah pun mereka tak lagi bersama-sama. 



Bunda pun segera mencari jalan keluar. Bunda membelikan sepatu baru juga buat Fajar. Tapi, semua itu tidak membuat kedua kakak-beradik ini menjadi akrab kembali. Hingga suatu malam, Mentari sibuk mencari sepatu baru yang disimpan di kolong tempat tidur. Upacara bendera besok, giliran kelasnya yang ditunjuk menjadi pengisi paduan suara. Mentari mendapat tugas mengibarkan bendera. Mentari sengaja menyimpan di tempat yang paling aman. Dulu ia takut jika sampai sepatu baru itu dipakai Fajar tanpa sepengetahuan dirinya.



Mentari kaget melihat kotak kardusnya sudah terbuka. Ia meraihnya keluar dari kolong tempat tidur. Mentari makin kaget saat melihat ujung sepatu barunya berlubang. Ada bekas gigitan tikus. Mentari panik, berlari menemui bundanya di ruangan depan. Saat itu bunda sedang asyik menonton acara tv ditemani Fajar. 



“Bunda, sepatu Mentari bolong!” bisik Mentari takut didengar Fajar. “Ha, kok bisa?” “Digigit tikus! Mentari minta sepatu lagi, ya Bunda? Sepatu yang satunya robek!” “Iya sudah, biar besok diantar Ayah ke toko!” “Tapi, Mentari perlu sekarang, Bunda!” “Ini sudah malam Nak. Besok pinjam sepatu Fajar saja dulu!”


cerita anak bergambar cerita anak tentang kejujuran cerita anak pendek cerita anak islami cerpen contoh cerita anak cerita anak lucu cerita anak islami sebelum tidur




Mendengar namanya disebut, Fajar menoleh. “Ada apa, Bunda?” tanya Fajar. “Adikmu mau pinjam sepatu buat upacara besok!” jelas bunda. Tanpa banyak bicara, Fajar masuk ke kamarnya. Lama sekali ia berada di dalam kamar. Mentari berpikir tentu kakaknya masih marah padanya. 

Setelah peristiwa itu, rasanya tak mungkin Fajar mau meminjamkan sepatu untuknya. Mentari pasrah akan memakai sepatu lamanya yang sudah robek itu. Dengan sedih Mentari membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Tapi pintu kamarnya diketuk.

cerita anak bergambar cerita anak tentang kejujuran cerita anak pendek cerita anak islami cerpen contoh cerita anak cerita anak lucu cerita anak islami sebelum tidur




“Iya sebentar, bu!” seru Mentari sambil membuka pintu. “Ini!” jawab Fajar. “Pakailah sepatu ini,” Fajar menyerahkan bungkusan kepada adiknya. “Ini kan sepatu baru. Mentari pakai sepatu kamu yang lama aja!” tolak Mentari tidak enak hati.

“Enggak apa-apa kok, pakai saja! Besok kamu jadi pengibar bendera, kan? Kamu harus tampil seanggun mungkin. Jangan kecewakan!” goda Fajar sambil tersenyum. “Terima kasih ya!” Mentari lalu menarik tangan Fajar. “Maafin Mentari ya! Mentari sudah berbuat jahat pada kamu. Mentari tak pantas menjadi adik kamu!” ucap Mentari terbata-bata. “Jangan berkata begitu! Apapun yang terjadi, kamu tetaplah adikku yang tersayang,” pesan Fajar sambil membelai rambut adiknya. “Aku enggak mau kamu mengalami nasib seperti aku. Karena itu sangat memalukan!” ”AKu sudah memaafkan kamu, kok! Berhentilah menangis! Sekarang kamu tidur, ya?” bujuk Fajar.*


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak