Belajar Sopan Santun dengan Cerita Anak - Kisah Semut yang Sombong
Cerita Anak yang berkisah tentang sekor semut yang sombong dan kita jangan sombong seperti yang dilakukan oleh semut tersebut:
SIANG itu, hujan turun dengan derasnya. Fajar dan Mentari yang tengah asyik nonton TV tiba-tiba tertidur lelap. Dalam tidurnya mereka bermimpi berada di tengah-tengah hutan rimba dengan dikelilingi binatang buas dan jinak. Fajar pun terheran. “Hey Mentari, kita ada di mana ya?” “Aku juga gak tahu tempat apa ini,” jawab Mentari.
Tiba-tiba mereka mendengar suara. “Ha..ha..ha...” Fajar Mentari segera bersembunyi di balik pohon. “Selamat datang di negeri rimba. Kalian akan jadi santapan lezatku di sini,” ucap salah satu Gorila berbadan besar. Fajar dan Mentari pun ketakutan. “Tolong, tolong jangan makan kami. Kami tidak tahu kenapa bisa sampai ke sini,” ucap Mentari.
“Hey Gorila jelek, tolong bebaskan mereka. Mereka hanya tersesat di sini,” kata kelinci yang ditemani burung, kucing, capung, kupu-kupu dan lainnya. Si Gorila malah marah mendengar perkataan kelinci itu. “Hahh, aku tidak akan melepaskan kalian,” Gorila malah berusaha menyerang semuanya. Namun tiba-tiba badai sangat dahsyat melanda hutan.
Angin bertiup sangat kencang, menerpa pohon dan daun-daun. Kraak! terdengar bunyi dahan-dahan berpatahan. Banyak hewan yang tidak dapat menyelamatkan dirinya, termasuk Gorila itu yang akhirnya tewas. Sementara Fajar, Mentari, dan binatang lain tertimpa pohon.
Badai baru berhenti ketika pagi menjelang. Matahari kembali bersinar hangatnya. Tiba-tiba dari dalam tanah muncul seekor semut. Si semut terlindung dari badai karena ia bisa masuk ke sarangnya di dalam tanah. Ketika sedang berjalan, ia melihat seekor kepompong yang tergeletak di dahan daun yang patah. Si semut bergumam, “Hmm, alangkah tidak enaknya menjadi kepompong, terkurung dan tidak bisa kemana-mana”.
“Menjadi kepompong memang memalukan!”. “Coba lihat aku, bisa pergi ke mana saja ku mau”, ejek semut pada kepompong. Tak berselang lama, Fajar dan Mentari tersadar. “Hey Semut, kamu gak boleh ngomong begitu.” Si semut malah pergi untuk mengejek binatang-binatang lain yang ditemuinya.
Fajar dan Mentari segera terbangun dan menyelamatkan binatang lain yang tertimpa pohon. Beberapa hari kemudian Fajar, Mentari dan binatang lainnya melihat semut yang sombong itu berjalan di jalan yang berlumpur. Ia tidak menyadari kalau lumpur yang diinjaknya bisa menghisap dirinya semakin dalam. “Aduh, sulit sekali berjalan di tempat becek seperti ini,” keluh semut. Semakin lama, si semut semakin tenggelam dalam lumpur. “Tolong! tolong,” teriak si semut.
“Wah, sepertinya kamu sedang kesulitan ya?” Si semut terheran mendengar suara itu. Ia memandang kesekelilingnya mencari sumber suara. Dilihatnya seekor kupu-kupu yang indah terbang mendekatinya. “Hai, semut aku adalah kepompong yang dahulu engkau ejek. Sekarang aku sudah menjadi kupu-kupu. Aku bisa pergi ke mana saja dengan sayapku. Lihat! sekarang kau tidak bisa berjalan di lumpur itu kan?” “Yah, aku sadar. Aku mohon maaf karena telah mengejekmu. Maukah kau menolongku sekarang?” kata si semut pada kupu-kupu.
“Tapi kamu harus janji dulu, setelah ditolong, kamu tidak akan mengejek siapapun,” sahut Mentari. Akhirnya kupu-kupu menolong semut yang terjebak dalam lumpur penghisap. Tidak berapa lama, semut terbebas dari lumpur penghisap tersebut. Setelah terbebas, semut mengucapkan terima kasih pada kupu-kupu. “Tidak apa-apa, memang sudah kewajiban kita untuk menolong yang sedang kesusahan bukan?, karenanya kamu jangan mengejek hewan lain lagi ya?”
Tags
CERITA ANAK