Mengikuti Petualangan Seru dengan Cerita Anak - Mobil Tamiya Baru

Mengikuti Petualangan Seru dengan Cerita Anak - Mobil Tamiya Baru

Cerita anak : Fajar dan mentari mobil tamiya baru ,- 

 DARI pagi, Fajar terus saja merenungi kekalahannya dalam lomba balap Tamiya bersama Adam, Danu dan teman-teman lainnya. Fajar bingung apa yang harus dilakukan agar bisa menang dalam lomba balap Tamiya tingkat desa nanti. “Aneh deh, padahal mesinnya baru, tapi masih aja kalah,” gerutu Fajar sambil duduk di depan rumahnya. 

Fajar terus mencari cara agar dia tak lagi diolok-olok oleh Adam dan Danu. Saat tengah asyik berfikir, tiba-tiba Adam dan Danu lewat. “Pecundang..,pecundang..,pecundang…” begitu nyanyian Adam dan Danu. “Hey…aku belum kalah ya? Aku pasti bisa mengalahkan kalian,” seru Fajar.

“Ha..ha..ha.., dari dulu juga kamu ngomongnya gitu Jar. Bakal ngalahin kita, tapi nyatanya, sudah tiga kali tanding kamu gak pernah menang. Ha..ha..ha..,” kata Adam sambil tertawa.

Fajar semakin kesal dengan perkataan Adam dan Danu tadi. Dia pun segera pergi ke warnet untuk mencari cara agar bisa mengalahkan Adam dan Danu. Berbagai situs dia telusuri, hingga akhirnya dia menemukan kontak seseorang yang bisa mengajarkan trik agar bisa menang lomba Tamiya. 

“Nah ini dia yang aku cari. Tapi waktunya kan cuma seminggu lagi, apa aku bisa ya? Ah, masa bodo, yang penting aku harus terus berusaha,” kata Fajar dalam hati. Fajar segera meninggalkan warnet untuk mencari alamat orang itu. “Untung cuma di desa sebelah, naik sepeda aja ah”.

Selang beberapa menit, alamat yang dicari Fajar ketemu. Fajar pun bertemu dengan orang bernama Pak Widi seperti yang tercantum dalam blog yang dibaca Fajar. Namun sayang bukannya senang, Fajar malah balik lagi dengan muka yang cemberut. “Yah, memang bukan nasibku untuk memenangkan lomba Tamiya nanti,” ucap Fajar Pasrah. 

Pak Widi ternyata memasang tarif seratus ribu rupiah untuk tiga kali pertemuan jika ingin mendapatkan trik darinya. Sementara di kantong Fajar hanya ada uang 5 ribu rupiah. “Darimana ya aku cari uang sebesar itu?” tanya Fajar dalam hati. 

Fajar pun pulang ke rumah dan membuka celengannya. Namun hanya Rp 35 ribu yang ia dapat. “Yah masih kurang jauh,” kata Fajar. Fajar pun kembali merenung. Dia teringat pada Pak Haji Amin, si penjual bunga hias. Dia berencana meminta tolong pada Pak Haji Amin.

“Kenapa muka kamu lesu gitu Nak?” tanya Pak Haji Amin. “Aku lagi butuh uang Pak Haji,” jawab Fajar. “Uang? Untuk apa? Bayaran sekolah? Beli buku?” tanya Pak Haji. Fajar sejenak terdiam. “Bukan Pak Haji. Tapi untuk kursus Tamiya,” jawab Fajar. 
cerita anak islami cerita anak pendek cerita anak bergambar contoh cerita anak cerita anak lucu cerita anak sekolah minggu cerita anak kancil cerita anak bobo

“Kamu kok yang dipikirin mainan ja sih Nak? Kalau untuk beli buku, bapak kasih. Cuma-Cuma lagi. Kalu untuk mainan tidak”. Fajar terus merayu Pak Haji Amin agar membantunya. “Ayolah Pak Haji tolong Fajar. 

Sekali ini saja. Fajar sering diolok-olok sama teman-teman karena kalah terus. Kalau menang nanti, aku janji uangnya pasti aku balikin. Aku cuma punya uang Rp 40 ribu. Sedangkan uang kursusnya Rp 100 ribu. Jadi kurang Rp 60 ribu. Aku janji deh selama seminggu aku bakal bantu Pak Haji ngerapihin tanaman,” rayu Fajar.

cerita anak islami cerita anak pendek cerita anak bergambar contoh cerita anak cerita anak lucu cerita anak sekolah minggu cerita anak kancil cerita anak bobo


Pak Haji kembali berfikir ulang. “Oke, kalau kamu mau bantu Pak Haji di sini, bukan cuma uang Rp 60 ribu yang kamu dapat, tapi bapak juga mau beliin sekalian Tamiya baru untuk kamu,” kata Pak Haji. Mendengar jawaban Pak Haji, Fajar pun sumringah.*

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak