Inspirasi Pintar,- Cerita Anak Bergambar Fajar & Mentari
SUDAH beberapa hari ini ada yang aneh dengan tingkah laku Mentari. Wajahnya terlihat murung. Tingkahnya uring-uringan. Mulutnya lebih sering terlihat mengerucut. Mentari juga selalu berlama-lama ketika mandi. Dua hari yang lalu Mentari bahkan minta dibelikan sponge untuk mandi. Sabun mandinya pun tidak lagi sabun mandi anti kuman tetapi sabun mandi seperti yang iklannya ditayangkan di televisi.
“Bunda, kenapa sih, kulit Mentari tidak putih seperti Riri? Padahal setiap kali mandi sudah Mentari gosok pakai sponge,” keluh Mentari. Bunda yang baru saja selesai menggoreng pisang menatap Mentari dengan heran.
“Lohh.. Ayah Riri kan orang Jepang, wajar dong kalau kulit Riri putih,” jawab Bunda “Kenapa dulu Bunda tidak menikah saja dengan orang Jepang supaya kulit Mentari putih?” “Aduuhh.. Mentari... Kalau BUnda menikah dengan orang Jepang yang lahir bukan Mentari dong..,” Bunda menjawab sambil menahan senyum.
“Terus.. Kenapa kulit Mentari tidak seperti kulit Bunda? Kenapa warnanya hitam seperti kulit Ayah?” “Aduuhh.. Mentari sayang.. Warna kulit Mentari itu bukan hitam sayang.. tapi sawo matang..,” Bunda menjelaskan dengan sabar. “Memangnya kenapa Mentari tiba-tiba ingin mempunyai kulit putih?”
Sesaat Mentari terdiam. Matanya mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya berkata, “kalau kulitnya putih kan cantik, Bun.. Bunda lihat deh, yang jadi foto model di majalah kulitnya putih. Pembawa acara di televisi dan bintang iklan juga putih. Mentari kepengen punya kulit putih. Kalau Sawo matang begini kan jelek…Gimana sih Bun, supaya kulit Mentari berubah jadi putih?” tanyanya.
Bunda terdiam. Ternyata tingkah yang uring-uringan, minta dibelikan sponge untuk mandi dan berlama-lama di kamar mandi karena ingin mempunyai kulit putih. “Kalau semua orang berkulit putih nanti malah jadi lucu dong, saying. Coba deh kamu bayangkan, seisi dunia ini kulitnya putih semua.. wahhh... Bosan kan? Justru karena ada yang berkulit putih dan ada yang berkulit gelap maka dunia ini jadi tidak membosankan,” jelas Bunda. Mentari hanya diam kemudian beranjak masuk ke kamarnya.
Hari Minggu siang, Bunda mengajak Mentari ke toko buku. “Eh, Mentari, lihat deh tante yang berdiri di ujung rak. Cantik ya?” kata Bunda dengan suara pelan sambil mencolek lengan Mentari. Mentari memandang ke arah yang ditunjuk Bunda kemudian menganggukkan kepalanya. “Padahal kulitnya sawo matang lohh..” kata Bunda lagi.
“Tuh, lihat.. Warna kulitnya sama seperti Mentari kan? Malah kelihatannya lebih gelap daripada warna kulit kamu.” Mentari kembali menganggukkan kepala. “Coba deh Mentari perhatikan baik-baik. Dia itu kan suka muncul di televisi.” Bunda kemudian menyebutkan sebuah acara yang ditayangkan di salah satu televisi swasta.
Mata Mentari terbelalak kaget. “Eh, iya ya, Bun.. Kok kalau di televisi kelihatannya kulitnya putih..” “Sebelum tampil di televisi itu kan di make-up dulu supaya terlihat cantik dan menarik”. “Jadiii.. kalau di televisi terlihat putih dan cantik belum tentu aslinya seperti itu, sayang.”
Rara mengangguk-anggukkan kepalanya. “Nahh.. Coba sekarang kamu baca ini,” kata Bunda menyodorkan sebuah majalah wanita. Di halaman yang terbuka itu tampak foto seorang fotomodel terkenal. Dengan suara perlahan Mentari mulai membaca bagian yang ditunjuk Bunda.
…Aku tidak ingin berkulit putih. Aku justru bangga dengan kulitku yang sawo matang ini. Setiap kali ada majalah yang mencari model yang “Indonesia banget” mereka pasti ingat aku. Jadi kulit gelapku ini justru membawa keberuntungan bagiku..
Wajah Mentari berubah menjadi cerah. “Nggg.. Mentari nggak pengen lagi punya kulit putih, deh, Bunda. Kaya’ gini juga gak apa-apa.” Sambil tersenyum dan mencubit pipi Mentari, Bunda berkata, “Yang paling penting adalah Mentari harus menjaga kebersihan kulit supaya kulit tetap sehat.” “Oke deh, Bunda!” kata Mentari sambil tersenyum lebar.*
Tags
CERITA ANAK