Kisah Wasiat Seorang Muslimin Saleh Sebelum Datang Kematian

Inspirasi Pintar,- Sahabat inspirasi ini adalah sebuah kisah dimana ketika saya usai melaksanakan solat 'asar di sebuah musolah yang kemudian dilanjutkan ingin membaca ayat suci Al-Qur'an tak sengaja saya melihat selembar kertas didalamnya yang berisikan kisah wasiat seorang muslim saleh sebelum datang kematian, dan kisahnya sebagai berikut.

Ada seorang dokter bedah di dalam rumah sakit bernama dr. Khalid bin Abdul Aziz Al Jubair kala itu beliau hendang menuju suatu ruang operasi bedah , tiba-tiba petugas ruang operasi menyambut beliau dan berkata "Orang sakit yang berada didalam, memberikan kertas ini kepadaku, dan berkata berikan ini kepada dr. Khalid sebelum ia memulai operasi."

yang kemudian dr. Khalid menerima kertas tersebut, dengan hati penasaran apa gerangan isi tulisannya ? orang tersebut telah menulis tulisan ini saat ia menuju ruang bedah, Pasien tersebut menuangkan segala ungkapan serta perasaanya, tak tersa air mata dokter mengalir begitu saja karenanya,dengan kedua tangan yang gemetar dan seluruh badannya merinding.

Dan Tahukah sahabat apa isi kertas tersebut? Kertas tersebut berisi sebuah wasiat yang ditulis oleh seorang pasien yang akan menjalani operasi bedah, tulisan itu tersidiri dari tiga bagian:


Diwasiat Pertama, ia meminta kepada istrinya agar menginfakan sebagian dari hartanya dan merelakan uangnya yang dipinjam orang-orang fakir miskin.

Wasiat Kedua, ia meminta kepada istrinya untuk menjaga anak-anaknya, mendidik anak-anaknya untuk menghafal Al-Qur'an, dan menjauhkan mereka dari segala hal yang melalaikan, seperti TV, Gadged, dan lainnya.


Wasiat Ketiga, ia meminta maaf kepada istriya atas segala kekhilafan dan kesalahan, lalu ia mendoakan istrinya semoga ia menjadi Ratu para bidadari di surga kelak.





Kisah Wasiat Seorang Muslimin Saleh Sebelum Datang Kematian


Secara singkat itulah isi wasiat tersebut, mungkin sahabat juga bertanya-tanya kenapa dan apa yang membuat dokter menangis? DOkter menjawab karena ia terenyuh serta hanyut kedalam perasaan tersebut,?

Sesungguhnya banyak hal yang menyentuh perasaanya, diantaranya adalah kematian dan gambarannya, kegundahan yang dirasakan oleh seorang muslim seperti dokter atau sahabat lainnya jika berada dalam kondisi yang serupa yang sadar dalam situasi bahwa ia sedang mendekati ajal.

Dan Ketika Dokter melihat kertas ini seakan-akan melihat seseorang yang sedang menulis wasiat dan ia sadar bahwa kematian segera menghampirinya.

Sungguh, ternyata banyak orang yang seperti saya yang kurang memperhatiakn tuntunan Rasulullah, dalam hal menulis wasiat,
"Tidak layak bagi seorang muslim yang memiliki sesuatu yang dapat diwasiatkan untuk tidur dua malam, kecuali jika wasiatnya telah ditulis," (H.R. Bukhari dan Muslim)

Saudara dan saudariku sekalian, Menulis sebuah wasiat bukan hanya untuk menjaga hak anda ataupun orang lain, akan tetapi juga merupakan bukti kesadaran anda akan kematian, dan sebagai bukti bahwa diri anda selalu ingat kematian.


Maka sngsingkanlah lengan baju dan bersegeralah untuk beramal di jalan akhirat, karana itulah Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk selalu mengingat kematian dengan sarana menulis wasiat, mengunjungi pemakaman, mengingat akhirat dan sebagainya. semua itu dapat mendekatkan gambaran kematian pasti akan menjemput kita suatu saat nanti.

hal inilah yang membuatnya menangis, kerena ia sadar bahwa ia dan orang-orang lain yang serupa dengannya telah melupakan kematian, atau mungkin terlena oleh kenikmaatan dunia, dan lalai disebabkan kesenangan berkumpul dengan anak, istri dan teman-teman.

saudara-saudaraku yang terhormat, beliau menangis karena ia ingat dengan kematian , ia lupa akan mati atau pura-pura melupakannya, beliau menangis karena belum sempat menulis wasiatnya, Dan ia juga sadar bahwa ia telah lalai mengingat kematian, DOkter merasa sedih karena telah melupakan kematian.

hal lain yang membuatnya menangis adalah orang tersebut kepada istrinya untuk mensedekahkan sebagian hartanya dan meralakan sebagian hutang yang ditanggung oleh fakir miskin.

Beliau juga teringat bahwa kita menjadi orang yang sangat dermawan saat kondisi kita sudah sakit-sakitan, saat ajal telah mendekati dan betapa pelitnya kita saat sehat wal'afiat, berat rasanya melapas harta untuk bersedekah dijalan Allah.

Beliau juga teringat betapa kuatnya nafsu manusia mempertahankan hartanya selama ia sehat, ia mengira bahwa kematian hanya akan mendatangi orang-orang yang sedang terbaring sakit, atau orang-orang yang sedang menuju ruang bedah operasi.

Wahai saudara-saudariku, Beliau menangis karena merasa betapa banyak orang-orang yang seperti beliau dari kalangan muslimin, mereka yang terlena oleh kesehatan sehingga lupa atau pura-pura lupa bahwa kematian itu tidak membedakan antara yang sudah tua maupun yang masih muda.

Beliau juga menangis saat membaca akhir dari wasiat tersebut, ketika orang itu meminta maaf kepada istrinya , ia menyampaikan bahwa selama ini ia sering menyakiti istrinya dan telah membuatnya menderita.

Kemudian ia juga bertanya  kepada dirinya sendiri dan kepada orang-orang yang seperti beriau, "Kenapa kita baru menyadari bahwa kita sering menyakiti orang lain, lalu bergegas meminta maaf kepadanya hanya saat kita sakit dan merasa kematian sudah begitu dekat?
Kenapa kita masih saja menyakiti orang lain? padahal ajal dapat menjemput kita kapanpun dan tiba-tiba.

Sebelum melangkahkan kaki untuk menyakiti orang lain, hendaklah kita menahan diri, jangan sampai kita menhadap Allah dengan membawa kesalahan karena telah menyakiti orang lain  yang hanya dapat mendatangkan siksa neraka-semoga Allah Melindungi kita darinya.

Rasulluallah Shallalahu 'Alaihi Wasallam Bersabda,:
"Jauhilah perbuatan zhalim, karena sesungguhnya kezhaliman adalah kegelapan pada hari kiamat" (H.R. Bukhari dan Muslim)

Beliau juga bersabda,
"Barang siapa menzhalimi (menyerobot) tanah orang lain seluas satu kilan maka tanah itu akan dikalungkan dilehernya sebanyak tujuh lapis bumi" (H.R. Bukhari dan Muslim)


Beliau juga bersabda,

"Barang siapa menzhalimi saudaranya dengan menodai harga dirinya atau lainnya maka hendaklah iya segera meminta maaf, sebelum tiba saatnya tidak berguna Dinar ataupun Dirham, sehingga saat itu amal shalih orang yang berbuat zhalim tersebut akan dikurangi setimpal dengan kezhalimannya, Jika ia tidak memiliki amal shalih maka kesalahan dosa orang yang ia zhalimi akan dibebankan kepadanya,"  (H.R. Bukhari dan Muslim)


 Dalam Hadits Qudisi beliau menyebutkan bahwa Allah berfirman, "Wahai hamba Ku, sesungguhnya Aku menharamkan kezhaliman atas diriKu, lalu Aku haramkan atas kaian semua, maka janganlah kalian saling menzhalimi,"
(H.R. Bukhari dan Muslim)


Saudara saudariku sekalian, seluruh ungkapan isi hati ini muncul saay beliau membaca surat wasiat tersebut, dan menyadari bahwa ia sering berbuat zhalim, ia dan orang yang sepertinya telah terlena oleh kenikmatan hingga melupakan kematian, terlena oleh pertemuan-pertemuan hingga melupakan perpisahan.

Bagaimanapun juga akhirnya beliau harus melaksanakan operasi tersebut, dan operasi tersebut merupakan operasi terlama yang pernah ia alami, dan Ia juga bersyukur Alhamdulillah, akhirnya tuntas juga pekerjaan berat tersebut, Padahal ia berfikir untuk membatalkan operasi bedah tersebut karena hatinya dalam keadaan tegang dan goncang, akan tetapi apa boleh buat, rongga dada pasiennya sudah dibedah maka mau tidak mau operasi harus segera dimuali, dengan bertawakal kepada Allah, ia melaksanakan tugas sulit tersebut  pada akhirnya laki-laki tersebut keluar dari ruangan bedah dengan selamat.

Pada keesokan harinya, beliau menyerahkan kembali secarik kertas wasiat tersebut sambil berkata, "Saudara ku semoga Allah Ta'ala memaafkanmu, engkau telah membuat ku terenyuh saat engkau serahkan wasiat tersebut, semoga Allah mengampuni dosaku dan Dosa-dosamu,"

Semoga Sholawat dan salam selalu dilimpahkan atas junjungan Nabi Muhammad beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya. 

Semoga kisah ini bermanfaat,. Wallahu'alam. 


 





Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak