Inspirasi Pintar,- Cerita Anak bergambar Fajar & Mentari
Pagi itu, Fajar dan Mentari diajak bundanya jalan-jalan. Mereka pun berangkat menaiki angkot menuju suatu keramaian. “Kita mau kemana sih Bunda?” Tanya Mentari. “Hari ini nenek kamu datang dari Losari. Nenek kangen katanya sama kalian.” “Asyiiikkk, kakek ikut juga nggak Bunda?” kata Fajar girang. “Kakek gak ikut Nak karena lagi ada kesibukan”.
“Nah itu nenek,” kata bunda sambil menunjuk. “Kepripun kabare Bu?” tanya Bunda sambil mencium tangan nenek. “Alhamdulillah sae. Iki yo Fajar lan Mentarine. Duh wis gede-gede ya?” kata nenek sambil mengelus kepala Fajar dan Mentari. “Fajar..Mentari, ayooo salim dulu sama nenek,” pinta bunda. “Apa kabar Nek, kok kakek gak ikut?” Tanya Fajar, Mentari serempak. “Kakekmu sedang ada pekerjaan yang gak bisa ditinggalin cu, mungkin lusa nyusul. Kakek juga sama kangen sama kalian?” jawab nenek.
Fajar dan Mentari yang gak ngerti apa yang dikatakan nenek pun kemudian terdiam. Sang nenek memang tidak bisa berbahasa Indonesia karena dia terbiasa menggunakan bebasan setiap harinya. “Di Losari lagi musim hujan juga nggak Bu,” Tanya bunda. “Sama, kemarin aja hujan seharian sampai hampir banjir”. “Penyakit kakek masih kambuh-kambuh lagi nggak Bu? Kalau belum sembuh ya seharusnya Bapak istirahat aja nggak usah kerja,” kata bunda. “Bapakmu itu susah, udah ibu kasih tau tapi tetep aja begitu,” jawab sang nenek.
Sesampainya di rumah, bunda meminta nenek untuk ganti baju di kamar. “Bunda, nenek tadi ngomong pake bahasa apa sih? Kok aneh gitu…” tanya Mentari. “Itu namanya bebasan sayang. Jadi begini, orang zaman dulu rata-rata gak bisa Bahasa Indonesia jadi komunikasinya menggunakan bebasan,” jawab bunda. “Tapi kok Bunda bisa?” tanya Fajar heran. “Bunda kan belajar sama nenek, makanya bunda bisa”.
“Kalau pakai bebasan nanti disangka kuno gak sih Bunda,” sahut Mentari. “Ya gak dong sayang. Mempelajari bebasan itu sama saja kita mencintai budaya Cirebon. Jadi dengan menggunakan bebasan kita bisa sekaligus melestarikan budaya Cirebon,” jawab bunda.
“Hayooo lagi ngomongin nenek ya?” kata nenek sambil mendekat. “Ini lho bu, anak-amal pengen diajari bebasan”. “Oooo itu sih gampang, sini nenek ajari”.
Fajar dan Mentari kemudian diajari bebasan secara perlahan oleh neneknya di depan rumah. Saat mereka tengah belajar melafalkan kalimat, tiba-tiba muncul Adam dan Danu. “Hey.. Fajar..Mentari, kalian lagi ngobrol pake bahasa planet ya? Ha..ha..haa” kata Danu sambil tertawa. “Ini namanya bebasan Danu, Adam,” jawab Mentari. “Ha..ha..ha bukannya bebasan itu untuk orang tua ya?” tambah Adam. “Huuuu kalian ini, bebasan itu bukan hanya untuk orang tua. Bebasan itu adalah budaya Cirebon yang harus kita lestarikan,” kata Fajar menjelaskan.
“Masa di zaman modern seperti ini kita harus belajar bebasan? Itu sih namanya kita kembali ke masa lalu dong,” ujar Adam. “Iya betul, mending kita belajar bahasa asing, kan katanya sekarang lagi musim persaingan global,” tambah Danu. “Belajar bahasa asing sih boleh aja, tapi kita juga gak boleh melupakan bahasa peninggalan leluhur kita,” sahut Mentari. “Hahaha, itu berarti kalian kuno.. ha..ha..ha,” kata Adam dan Danu berlari.*
Yukk, Baca Lagi Cerita Fajar & Mentari yang Lainnya :
Tags
CERITA ANAK