Inspirasi Pintar,- Cerita Anak bergambar Fajar & Mentari
SEPERTI biasanya, Fajar, Mentari dan Marisa tengah berada di taman. Kali ini, Fajar hanya menyaksikan Mentari dan Marisa bermain engklek atau Sunda Manda, karena dia tengah asik memainkan games di hp. “Wah kayaknya aku menang lagi nih Mentari.., he..he..he..” kata Marisa.
“Iya deh kamu hebat, udah dua kali ini ngalahin aku,” jawab Mentari. Mentari dan Marisa lantas mengakhiri permainan engkleknya. Mereka kemudian mendekat ke Fajar yang sibuk dengan hp-nya. “Eh, Zahra sama Naura kemana ya, kok gak nongol-nongol?” Tanya Marisa. “Udahlah, kalian gak usah ngarepin mereka ke sini,” sela Fajar sambil fokus menatap layar hp-nya.
“Lho emangnya kenapa?” Tanya Mentari. “Mereka itu kalau sore begini disuruh ibunya ngepel sama nyuci piring jadi gak akan ke sini. Udah yuk kita pulang ja, aku laper nih mau makan,” kata Fajar. Baru juga beranjak dari tempat duduknya, mereka mendengar sesuatu. “Lho..lho.., sebentar kalian dengar gak, itu suara apaan ya?” Tanya Fajar. “Aku juga gak tau,” jawab Marisa.
Ternyata suara tersebut adalah suara suitan dari penjual kue putu yang melintas. “Mau kue putu Den?” Tanya si penjual tersebut. “Kue putu? Apa itu kue putu?” mereka terheran. Fajar, Mentari dan Marisa ternyata masih belum mengenal kue putu. “Dicobain aja Den, enak pastinya, manis. Harganya cuma Rp 500,” jawab si penjual.
“Yaudah bang kita pesan enam deh.” Mereka lantas memandangi si penjual kue putu yang menggunakan sepeda itu. Dilihatnya satu per satu, mulai gerobak hingga suara suitan unik dari proses pembuatan kue putu itu. “Ini bunyi darimana bang?” Tanya Fajar.
“Ya ini bunyi dari proses menanak kue putu Den. Bunyi ini akan terus terdengar selama uapnya keluar”. “Aden belum pernah makan kue putu ya? Rasanya manis Den, karena ada gula arennya. Dicetaknya pun pakai potongan bamboo jadi semakin menarik Den,” jelas si penjual kue putu.
“Wah gak sabar pengen nyobain kue putu,” ucap Mentari. Tak beberapa lama kue putu pun jadi. “Ini Den udah jadi”. “Makasi ya bang” kata Fajar.
Mereka kemudian membawa kue putu yang dibungkus daun pisang itu ke kursi di taman.
“Wah iya ya beneran enak, manis lagi,” ucap Mentari. “Besok aku mau beli lagi ah,” tambah Fajar.*
Yukk, Baca Lagi Cerita Fajar & Mentari yang Lainnya :
SEPERTI biasanya, Fajar, Mentari dan Marisa tengah berada di taman. Kali ini, Fajar hanya menyaksikan Mentari dan Marisa bermain engklek atau Sunda Manda, karena dia tengah asik memainkan games di hp. “Wah kayaknya aku menang lagi nih Mentari.., he..he..he..” kata Marisa.
“Iya deh kamu hebat, udah dua kali ini ngalahin aku,” jawab Mentari. Mentari dan Marisa lantas mengakhiri permainan engkleknya. Mereka kemudian mendekat ke Fajar yang sibuk dengan hp-nya. “Eh, Zahra sama Naura kemana ya, kok gak nongol-nongol?” Tanya Marisa. “Udahlah, kalian gak usah ngarepin mereka ke sini,” sela Fajar sambil fokus menatap layar hp-nya.
“Lho emangnya kenapa?” Tanya Mentari. “Mereka itu kalau sore begini disuruh ibunya ngepel sama nyuci piring jadi gak akan ke sini. Udah yuk kita pulang ja, aku laper nih mau makan,” kata Fajar. Baru juga beranjak dari tempat duduknya, mereka mendengar sesuatu. “Lho..lho.., sebentar kalian dengar gak, itu suara apaan ya?” Tanya Fajar. “Aku juga gak tau,” jawab Marisa.
Ternyata suara tersebut adalah suara suitan dari penjual kue putu yang melintas. “Mau kue putu Den?” Tanya si penjual tersebut. “Kue putu? Apa itu kue putu?” mereka terheran. Fajar, Mentari dan Marisa ternyata masih belum mengenal kue putu. “Dicobain aja Den, enak pastinya, manis. Harganya cuma Rp 500,” jawab si penjual.
“Yaudah bang kita pesan enam deh.” Mereka lantas memandangi si penjual kue putu yang menggunakan sepeda itu. Dilihatnya satu per satu, mulai gerobak hingga suara suitan unik dari proses pembuatan kue putu itu. “Ini bunyi darimana bang?” Tanya Fajar.
“Ya ini bunyi dari proses menanak kue putu Den. Bunyi ini akan terus terdengar selama uapnya keluar”. “Aden belum pernah makan kue putu ya? Rasanya manis Den, karena ada gula arennya. Dicetaknya pun pakai potongan bamboo jadi semakin menarik Den,” jelas si penjual kue putu.
“Wah gak sabar pengen nyobain kue putu,” ucap Mentari. Tak beberapa lama kue putu pun jadi. “Ini Den udah jadi”. “Makasi ya bang” kata Fajar.
Mereka kemudian membawa kue putu yang dibungkus daun pisang itu ke kursi di taman.
“Wah iya ya beneran enak, manis lagi,” ucap Mentari. “Besok aku mau beli lagi ah,” tambah Fajar.*
Yukk, Baca Lagi Cerita Fajar & Mentari yang Lainnya :
☃ Fajar & Mentari - Merelakan Koyagi
Tags
CERITA ANAK