Pembangunan Kota Berkelanjutan: Mewujudkan Urban Sustainable Development yang Lebih Baik

🔵Inspirasi Pintar,- Pembangunan Kota Berkelanjutan: Mewujudkan Urban Sustainable Development yang Lebih Baik


Pemahaman akan keberlangsungan generasi yang akan mendatang sangat penting untuk kita pelajari termasuk pada materi  Pembangunan Kota Berkelanjutan (Urban Sustainable Development) 

Urban Sustanable Development atau Pembengunan berkelanjutan ialah sebuah proses pembangunan sebuah lahan, kota, bisnis, masyarakat, dll yang berprinsip "memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi akan datang" 

Urban Sustanable Development atau Pembengunan berkelanjutan menurut Laporan Brundtland dari PBB, pada tahun 1987. Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. (oman)


Banyak laporan PBB, yang terakhir adalah laporan dari KTT Dunia 2005, yang menjabarkan pembangunan berkelanjutan terdiri dari tiga tiang utama (ekonomi, sosial, dan lingkungan) yang saling bergantung dan memperkuat.

Beberapa berpendapat bahwa pembangunan berkelanjutan berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi dan bagaimana mencari jalan untuk memajukan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa menghabiskan modal alam. 



Akan tetapi ada juga yang berpendapat bahwa, konsep "pertumbuhan ekonomi" itu sendiri bermasalah, karena sumberdaya bumi itu sendiri terbatas.Pembangunan selalu diidentikan dengan pertumbuhan ekonomi yang setinggi-tingginya.



Pembangunan Kota Berkelanjutan - Urban Sustainable Development, Inspirasi Pintar, Akhmad Royani

 Namun hal tersebut telah menimbulkan beberapa efek negatif. Momentum pembangunan dicapai dengan pengorbanan (at the expense of) deteriorasi ekologis, penyusutan sumber lain, timbulnya kesenjangan sosial, dan dependensi. Sejumlah pemikir di Massachusetts Institute of Technology dan Club of Rome, misalnya, memperingatkan pertumbuhan penduduk dunia tetap seperti ini, pada suatu ketika akan tercapai batas ambang (threshold) pertumbuhan, dan akan terjadi kehancuran planet bumi ini sebagai suatu sistem.

Selain itu juga mereka berpendapat bahwa di dalam satu abad, batas ambang pertumbuhan tadi akan tercapai. Pandangan yang dapat kita kategorikan sebagai Neo-Malthusian Perspective ini pada hakekatnya mengajukan teori tentang integrasi jangka panjang antara penduduk, sistem ekonomi dan sumber alam. Pokok-pokok pikirannya adalah sebagai berikut:

1) pertumbuhan merupakan sifat yang melekat pada kependudukan dan sistem kapital (penduduk dan kapital materiil tumbuh secara esksponensial (berlipat ganda) melalui proses reproduksi dan produksi);

2) ada keterbatasan potensi planet bumi, yang dapat disimpulkan dari 4 asumsi dasar yaitu: terbatasnya cadangan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, terbatasnya kemampuan lingkungan untuk dapat menyerap polusi, terbatasnya lahan yang dapat ditanami, dan terabatasnya produksi per satuan lahan;

3) tertundanya dalam waktu yang lama umpan balik (feedback), yang mengontrol pertumbuhan fisik dunia;

4) ada dua alternative respons yang diberikan: menghilangkan gejala adanya keterbatasan yang menghambat pertumbuhan, atau memperlemah kekuatan yang mendorong pertumbuhan; dan

5) pilihan hendaknya diberikan pada equilibrium state, yaitu situasi di mana kondisi kependudukan telah mencapai derajat kestabilan pada tingkat tertentu yang dikehendaki, dan di mana kebutuhan materiil tercukupi dengan memanfaatkan input yang tidak dapat diperbaharui dan menimbulkan polusi secara minimal.

(Cole,et al dalam Samodra Wibawa, 1991)

Berdasarkan beberapa hal tersebut di atas dan demi kelangsungan planet bumi pada hakekatnya kita telah menemukan landasan pemikiran dari perspektif ekologi yang kemudian dikenal dengan pemikiran tentang sustainable development, atau pembangunan berkelanjutan.


1. Konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) 

Pembangunan masa kini adalah pembangunan yang bersifat sementara. Perkembanganan masyarakat yang serba instan dan asal jadi, budaya konsumtif semakin mendarah daging pada sebagian besar masyarakat. Konsep Sustainable Development memberikan wacana baru mengenai pentingnya melestarikan lingkungan alam di masa depan, generasi yang akan datang “pembangunan yang memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengkompromikan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri”. 

Pembangunan adalah seperangkat usaha yang terencana dan terarah untuk menghasilkan sesuatu untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Menurut Brundtland Report dari PBB [1987], pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, lingkungan, masyarakat, dsb) yang berperinsip “ memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosialbagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. 

Menurut Laporan dari KTT Dunia [2005]., menjabarkan bahwa pembangunan berkelanjutan terdiri dari tiga tiang utama yakni ekonomi, sosial, dan lingkungan yang saling bergantung dan memperkuat. Ketiga aspek tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain, karena ketiganya menimbulkan hubungan sebab – akibat. Hubungan ekonomi dan sosial diharapkan dapat menciptakan hubungan yang adil (equitable). Hubungan antara ekonomi dan lingkungan diharapkan dapat terus berjalan (viable). Sedangkan hubungan antara sosial dan lingkungan bertujuan agar dapat terus bertahan (bearable). Ketiga aspek yaitu aspek ekonomi, sosial , dan lingkungan akan menciptakan kondisi berkelanjutan (sustainable). Atau hubungan ketiganya dapat dilihat pada gambar berikut ini : 



Pembangunan Kota Berkelanjutan - Urban Sustainable Development

Pembangunan Kota Berkelanjutan - Urban Sustainable Development






Pembangunan berkelanjutan adalah suatu cara pandang mengenai kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam kerangka peningkatan kesejahteraan, kualitas kehidupan dan lingkungan umat manusia tanpa mengurangi akses dan kesempatan kepada generasi yang akan datang untuk menikmati dan memanfaatkannya (Budimanta, 2005) 

Aspek sosial, maksudnya pembangunan yang berdimensi pada manusia dalam hal interaksi, interelasi dan interpendensi. Faktor lingkungan (ekologi) yang diperlukan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan ialah terpeliharanya proses ekologi yang esensial, tersedianya sumber daya yang cukup, dan lingkungan sosial-budaya dan ekonomi yang sesuai (Otto, 2006)



2.        Indikator kriteria pembangunan berkelanjutan
Berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan tersebut, maka indikator pembangunan berkelanjutan tidak akan terlepas dari aspek-aspek tersebut diatas, yaitu aspek ekonomi, ekologi/lingkungan, sosial, politik, dan budaya.
a.        Keberlanjutan Ekologis
Keberlanjutan ekologis akan menjamin keberlanjutan ekosistem bumi. Untuk menjamin keberlanjutan ekologis harus diupayakan hal-hal sebagai berikut:
1)   Memelihara integritas tatanan lingkungan agar sistem penunjang kehidupan dibumi tetap terjamin dan sistem produktivitas, adaptabilitas, dan pemulihan tanah, air, udara dan seluruh kehidupan berkelanjutan.
2)   Tiga aspek yang harus diperhatikan untuk memelihara integritas tatanan lingkungan yaitu; daya dukung, daya asimilatif dan keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya terpulihkan. ketiga untuk melaksanakan kegiatan yang tidak   mengganggu integritas tatanan lingkungan yaitu hindarkan konversi alam dan modifikasi ekosistem, kurangi konversi lahan subur dan kelola dengan buku mutu ekologis yang tinggi, dan limbah yang dibuang tidak melampaui daya asimilatifnya lingkungan.
3)   Memelihara keanekaragaman hayati pada keanekaragaman kehidupan yang menentukan keberlanjutan proses ekologis. Terdapat tiga aspek keanekaragaman hayati yaitu keanekaragaman genetika, spesies, dan tatanan lingkungan. Untuk mengkonversikan keanekaragaman hayati tersebut perlu hal-hal berikut yaitu “menjaga ekosistem alam dan area yang representatif tentang kekhasan sumberdaya hayati agar tidak dimodifikasikan, memelihara seluas mungkin area ekosistem yang dimodifikasikan untuk keanekaragaman dan keberlanjutan keanekaragaman spesies, konservatif terhadap konversi lahan pertanian”.
b.  Keberlanjutan Ekonomi
            Keberlanjutan ekonomi makro menjamin kemajuan ekonomi secara berkelanjutan dan mendorong efisiensi ekonomi melalui reformasi struktural dan nasional. Tiga elemen utama untuk keberlanjutan ekonomi makro yaitu efisiensi ekonomi, kesejahteraan ekonomi yang berkesinambungan, dan meningkatkan pemerataan dan distribusi kemakmuran. Hal tersebut diatas dapat dicapai melalui kebijaksanaan makro ekonomi mencakup reformasi fiskal, meningkatkan efisiensi sektor publik, mobilisasi tabungan domestik, pengelolaan nilai tukar, reformasi kelembagaan, kekuatan pasar yang tepat  guna, ukuran sosial untuk pengembangan sumberdaya manusia dan peningkatan distribusi pendapatan dan aset.
c.  Keberlanjutan Ekonomi Sektoral
Untuk mencapai keberlanjutan ekonomi sektoral, berbagai kasus dilakukan terhadap kegiatan ekonomi. Pertama, sumberdaya alam yang nilai ekonominya dapat dihitung harus diperlakukan sebagai kapital yang  tangibble dalam kerangka akunting ekonomi, kedua, secara prinsip harga sumberdaya alam harus merefleksi biaya ekstaksi, ditambah biaya lingkungan dan biaya pemanfaatannya.
d.  Keberlanjutan Sosial Budaya
Keberlanjutan sosial dan budaya mempunyai empat sasaran yaitu: 
1)    Stabilitas penduduk yang pelaksanaannya mensyaratkan komitmen politik yang kuat, kesadaran dan partisipasi masyarakat, memperkuat peranan dan status wanita, meningkatkan kualitas, efektivitas dan lingkungan keluarga.
2)   Memenuhi kebutuhan dasar manusia, dengan memerangi kemiskinan dan mengurangi kemiskinan absolut. Keberlanjutan pembangunan tidak mungkin tercapai bila terjadi kesenjangan pada  distribusi kemakmuran atau adanya kelas sosial. Halangan terhadap keberlajutan sosial harus dihilangkan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Kelas sosial yang dihilangkan dimungkinkannya untuk mendapat akses pendidikan yang merata, pemerataan pemulihan lahan dan peningkatan peran wanita.
3)   Mempertahankan keanekaragaman budaya, dengan mengakui dan menghargai sistem sosial dan kebudayaan seluruh bangsa, dan dengan memahami dan menggunakan pengetahuan tradisional demi manfaat masyarakat dan pembangunan ekonomi.
4)   Mendorong pertisipasi masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan. Beberapa persyaratan dibawah ini penting untuk keberlanjutan sosial yaitu : prioritas harus diberikan pada pengeluaran sosial dan program diarahkan untuk manfaat bersama, investasi pada perkembangan sumberdaya misalnya meningkatkan status wanita, akses pendidikan dan kesehatan, kemajuan ekonomi harus berkelanjutan melalui investasi dan perubahan teknologi dan harus selaras dengan distribusi aset produksi yang adil dan efektif, kesenjangan antar regional dan desa, kota, perlu dihindari melalui keputusan lokal tentang prioritas dan alokasi sumber daya.
e.  Keberlanjutan Politik
Keberlanjutan politik diarahkan pada respek pada human right, kebebasan individu dan sosial untuk berpartisipasi dibidang ekonomi, sosial dan politik, demokrasi yang dilaksanakan perlu memperhatikan proses demokrasi yang transparan dan bertanggungjawab, kepastian kesedian pangan, air, dan pemukiman.
f.  Keberlanjutan Pertahanan dan Keamanan
Keberlanjutan keamanan seperti menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman dan gangguan baik dari dalam dan luar yang langsung dan tidak langsung  yang dapat membahayakan integritas, identitas, kelangsungan negara dan bangsa perlu diperhatikan.
(Askar Jaya, 2004)

Pertimbangan dalam Penyusunan Indikator Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan
Beberapa pertimbangan dalam penyusunan indikator pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan adalah sebagai berikut :
1.      Kesederhanaan yaitu indikator akhir harus sederhana.
2.      Skop yaitu meliputi seluruh aktivitas manusia yang terkait dengan ekonomi dan lingkungan, dan overlap antar masing-masing indikator harus seminimal mungkin.
3.      Kuantifikasi yaitu elemennya harus dapat diukur.
4.      Pengukuran yaitu elemen harus dapat diamati untuk menunjukkan kecenderungan.
5.      Sensitivitas yaitu indikator yang terpilih cukup sensitif terhadap perubahan karakteristik lingkungan.
6.      Batas waktu yaitu frekuensi dan lingkup elemen harus dapat menunjukkan identifikasi waktu dari kecenderungan yang ada.
Dari berbagai pendekatan tersebut, maka ada 3 kelompok cara untuk menetapkan indikator pembangunan terutama pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan yaitu :
1.      Indikator berbasis tujuan pembangunan yaitu sekumpulan cara mengukur tingkat kinerja pembangunan dengan mengembangkan berbagai ukuran operasional berdasarkan tujuan pembangunan.
2.      Indikator berbasis kapasitas sumberdaya yaitu cara mengelompokkan atau mengklasifikasikan sumberdaya sehingga mampu menggambarkan kapasitas dari sumberdaya-sumberdaya pembangunan.
3.      Indikator berbasis proses pembangunan yaitu proses pembangunan yang terus mengarah pada semakin meningkatnya kapasitas dari sumberdaya-sumberdaya pembangunan tersebut


3.        Ciri-ciri Pembangunan Berkelanjutan
a.      Menjamin pemerataan dan keadilan: strategi pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dilandasi oleh pemerataan distribusi lahan dab faktor produksi, lebih meratanya kesempatan perempuandan pemerataan ekonomi untuk kesejahteraan
b.      Menghargai keanekaragaman hayati ; keanekaragaman hayati Konsep perwujudan pembangunan berkelanjutan merupakan dasar bagi tatanan lingkungan. Pemeliharaan keanekaragaman hayati memiliki kepastian bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara berlanjut untuk masa kini dan masa yang akan datang.
c.      Menggunakan pendekatan integratif; dengan menggunakan pendekatan integratif maka keterkaitan yang komplek antara manusia dan lingkungan dapat dimungkinkankan untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.
d.      Menggunakan pandangan jangka panjang ; untuk merencanakan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang mendukung pembangunan yang berlanjut dapat dan digunakan untuk masa yang akan datang
4.        Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia. Pembangunan yang berkelanjutan pada hakekatnya ditujukan untuk mencari pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini maupun masa mendatang.
Berdasar tujuan diatas, Sutamihardja dalam Askar Jaya [2004], menyatakan sasaran pembangunan berkelanjutan mencakup pada upaya untuk mewujudkan terjadinya :
a)      Pemerataan manfaat hasil – hasil pembangunan anar generasi (intergeneration equity) yang berarti bahwa pemanfaatan sumberdaya alam untuk kepentingan pertumbuhan perlu memperhatikan batas – batas yang wajar dalam kendali ekosistem atau sistem lingkungan serta diarahkan  pada sumberdaya alam yang replaceable dan menekankan serendah mungkin eksploitasi sumber daya alam unreplaceable.
b)     Safeguarding atau pengamanan terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup yang ada dan pencegahan terjadi gangguan ekosistem dalam rangka menjamin kualitas kehidupan yang tetao baik bagi generasi yang akan datang
c)      Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam semata untuk kepentingan mengejar pertumbuhan ekonomi demi kepentingan pemerataan pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan antar generasi
d)     Mempertahan kan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan baik masa kini maupun masa depan (inter temporal)
e)      Mempertahankan manfaat pembangunan ataupun pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang mempunyai dampak manfaat jangka panjang ataupun lestari antar generasi.
f)      Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia antar generasi sesuai dengan habitatnya.

Perwujudan kota berkelanjutan menurut The World Commision on Environment and Development [1987] adalah sebagai berikut :
a)      Kota berkelanjutan dibangun dengan kepedulian dan memperhatikan aset – aset lingkungan alam, memperhatikan penggunaan sumberdaya, meminimalisasi dampak kegiatan terhadap alam
b)     Kota berkelanjutan berada pada tatanan regional dan global, tidak peduli apakah besar atau kecil, tanggung jawabnya melewati batas – batas kota.
c)      Kota berkelanjutan meliputi areal yang lebih luas, dinama individu bertanggung jawab terhadap kota
d)     Kota berkelanjutan memerlukan aset – aset lingkungan dan dampaknya terdistribusi secara lebih merata
e)      Kota berkelanjutan adalah kota pengetahuan, kota bersama, kota dengan jaringan internasional
f)      Kota berkelanjutan akan memperhatian konservasi, memperkuat dan mengedepankan hal – hal yang berkaitan dengan alam dan lingkungan
g)     Kota berkelanjutan saat ini lebih banyak kesempatan untuk memperkuat kualitas lingkungan skala lokal , regional, dan global.

5.        Konsep dan prinsip  pembangunan kota berkelanjutan  (urban sustainable development)
Pembangunan kota yang berkelanjutan menurut Salim [1997] adalah suatu proses dinamis yang berlangsung secara terus – menerus, merupakan respon terhadap tekanan perubahan ekonomi, lingkungan, dan sosial. Proses dan kebijakannya tidak sama pada setiap kota, tergantung pada kota – kotanya. Salah satu tantangan terbesar konsep tersebut saat ini adalah menciptakan keberlanjutan, termasuk didalamnya keberlanjutan sistem politik dan kelembagaan sampai pada strategi, program, dan kebijakan sehingga pembangunan kota yang berkelanjutan dapat terwujud.
Menurut Budihardjo, E dan Sudjarto, DJ [2009] , kota  berkelanjutan didefinisikan sebagai kota yang dalam pengembangannya mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya masa kini, mampu berkompetisi dalam ekonomi global dengan mempertahankan keserasian lingkungan vitalitas sosial, budaya, politik, dan pertahanan keamanannya tanpa mengabaikan atau mengurangi kemampuan generasi mendatang dalam pemenuhan kebutuhan mereka.
Menurut Research Triangle Institute, 1996 dalam Budihardjo, 2009 dalam mewujudkan kota berkelanjutan diperlukan beberapa prinsip dasar yang dikenal dengan Panca E yaitu Environment (Ecology) , Economy (Employment), Equity, Engagement dan Energy.
           Gambar 3. Prinsip dasar kota berkelanjutan (Panca E)
           sumber :  Mixed use development , Zeji Mandala, 2013
           
            Dari 5 prinsip dasar tersebut maka digambarkan secara rinci lima kaidah prinsip dasar kota berkelanjutan dalam tabel dibawah ini :

Aspek
Pendekatan kota yang kurang berkelanjutan
Pendekatan kota yang berkelanjutan
EKONOMI
Pendekatan
Kompetisi,industri besar, retensi bisnis dan ditarget,ekspansi
Kerjasama strategis, peningkaan keahlian pekerja, infrastruktur dasar dan informasi
Hubungan antara perkembangan sosial dan ekonomi
Kesenjangan yang bertambah,kesempatan kerja terbatas dilihat sebagai tanggung jawab pemerintah
Penanaman modal strategis pada tenaga kerja dan kesempaten kerja dilihat sebagai tanggung jawab bersama (pemerintah, swasta dan masyarakat)


EKOLOGI (LINGKUNGAN)
Peraturan penggunaan tanah
Penggunaan tertinggi dan terbaik; penggunaan lahan yang tunggal (terpisah), kurang terpadu dengan sistem transportasi, pemekaran kota tanpa kendala
Penggunaan lahan campuran, koordinasi dengan sistem transportasi, menciptakan taman,menetapkan batas perkembangan/pemekaran kota
EQUITY (PEMERATAAN)
Disparitas
Disparitas yang makin meningkatkan antar kelompok income dan ras
Disparitas kurang dan kesempatan yang seimbang


ENGAGEMENT (PERAN SERTA)
Partisipasi rakyat
Diminimalkan
Dioptimalkan
Kepemimpinan
Isolasi dan fragmentasi
Justifikasi jurisdiksi silang
Regional
Kompetisi
Kerjasama strategis
Peran pemerintah
Penyedia jasa, regulator, komando dan pusat kontrol
Fasilitator pemberdayaan, Negosiator dan menyaring masukan dari bawah
ENERGI
Sumber energi
Pengurasan
Pengehematan
Sistem Transportasi
Mengutamakan kendaraan pribadi yang boros energi
Mengutaakan transportasi umum,massal, hemat energi
Alternatif
Alternatif energi terbatas
Alternatif energi meluas
Bangunan
Menggunakan pencahayaan dan penghematan artifisial
Mendayagunakan pencahayaan da penghematan alami
Sumber : Research Triangle Institute, 1996 dalam Budihardjo, 2009







 8 Tujuan Pembangunan Millenium adalah:
1.    Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
       Pendapatan populasi dunia sehari $10.000 dan menurunkan angka kemiskinan.
2.    Mencapai pendidikan dasar untuk semua
       Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar.
3.    Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
       Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan dasar dan menengah.
4.    Menurunkan angka kematian anak
       Mengurangi dua per tiga tin gkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun.
5.    Meningkatkan kesehatan ibu
       Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.
6.    Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya
       Menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya.
7.    Memastikan kelestarian lingkungan hidup
       Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan, mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat, dan mencapai pengembangan yang signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh.
8.    Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
       Mengembangkan perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi, membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang dan negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil, mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negara-negara berkembang dan membuat hutang lebih dapat ditanggung dalam jangka panjang, mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda, menyediakan akses obat penting yang terjangkau dalam negara berkembang, dan dalam kerjasama dengan pihak swasta membangun adanya penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi
MDGs pada akhirnya menghasilkan berkurangnya jumlah penduduk miskin sekitar setengahnya. Maka SDGs pun dicetuskan untuk meneruskan dan memantapkan MDGs agar lebih berkelanjutan dan selamanya.
SDGs memiliki 5 pondasi yaitu manusia, planet, kesejahteraan, perdamaian, dan kemitraan yang ingin mencapai tiga tujuan mulia di tahun 2030 berupa mengakhiri kemiskinan, mencapai kesetaraan dan mengatasi perubahan iklim. Untuk mencapai tiga tujuan mulia tersebut, disusunlah 17 Tujuan Global berikut ini.
1.      Tanpa Kemiskinan (No Poverty)
Tidak ada kemiskinan dalam bentuk apapun di seluruh penjuru dunia.
2.      Tanpa Kelaparan (Zero Hunger)
Tidak ada lagi kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan nutrisi, serta mendorong budidaya pertanian yang berkelanjutan.
3.      Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan (Good Health and Well-Being)
Menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan hidup untuk seluruh masyarakat di segala umur.
4.      Pendidikan Berkualitas (Quality Education)
Menjamin pemerataan pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan kesempatan belajar untuk semua orang, menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
5.      Kesetaraan Gender (Gender Equality)
Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum ibu dan perempuan.
6.      Air Bersih dan Sanitasi (Clean Water and Sanitation)
Menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua orang.
7.      Energi Bersih dan Terjangkau (Affordable and Clean Energy)
Menjamin akses terhadap sumber energi yang terjangkau, terpercaya, berkelanjutan dan modern untuk semua orang.
8.      Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak (decent Work and Economic Growth)
Mendukung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, lapangan kerja yang penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk semua orang.
9.      Industri, Inovasi dan Infrastruktur (Industry, Innovation and Infrastructure)
Membangun infrastruktur yang berkualitas, mendorong peningkatan industri yang inklusif dan berkelanjutan serta mendorong inovasi.
10.    Mengurangi Kesenjangan (Reduce Inequalities)
Mengurangi ketidaksetaraan baik di dalam sebuah negara maupun di antara negara-negara di dunia.
11.    Keberlanjutan Kota dan Komunitas (Suistanable Cities and Communities)
Membangun kota-kota serta pemukiman yang inklusif, berkualitas, aman, berketahanan dan bekelanjutan.
12.    Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab ( Responsible Consumption and Production)
Menjamin keberlangsungan konsumsi dan pola produksi.
13.    Aksi Terhadap Iklim (Climate Action)
Bertindak cepat untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.
14.    Kehidupan Bawah Laut (Life Below Water)
Melestarikan dan menjaga keberlangsungan laut dan kehidupan sumber daya laut untuk perkembangan pembangunan yang berkelanjutan.
15.    Kehidupan di Darat (Life On Land)
Melindungi, mengembalikan, dan meningkatkan keberlangsungan pemakaian ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan, mengurangi tanah tandus serta tukar guling tanah, memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan kerugian keanekaragaman hayati.
16.    Institusi Peradilan yang Kuat dan Kedamaian (Peace, Justice and Strong Institution)
Meningkatkan perdamaian termasuk masyarakat untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses untuk keadilan bagi semua orang termasuk lembaga dan bertanggung jawab untuk seluruh kalangan, serta membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh tingkatan.
17.    Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (Patnerships for the Goals)

Memperkuat implementasi dan menghidupkan kembali kemitraan global untuk pembangunan yang berkelanjutan.



Baca Juga:

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak