Inspirasi Pintar,- Cerita Anak bergambar Fajar & Mentari
MEMPERINGATI Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober 2015, anak-anak SD Assalam diajak untuk mengunjungi salah satu perajin batik di kawasan Trusmi, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon. Fajar dan Mentari terlihat senang karena selama ini mereka ingin sekali melihat secara langsung proses pembuatan batik. Tak hanya itu, mereka juga berkesempatan untuk belajar membatik secara langsung.
“Langkah pertama dalam membuat batik adalah membuat desainnya dulu, atau biasa disebut molani. Setelah itu menentukan motifnya yang bisa dibuat dengan menggunakan pensil,” kata salah seorang pemilik kios batik di hadapan para siswa.
Fajar dan Mentari pun dengan seksama memperhatikan penjelasan yang diberikan. Seperti siswa lainnya, Fajar dan Mentari mencatat berbagai hal penting yang disampaikan. “Wah kayaknya asyik ya kalau bisa membatik,” ucap Mentari kepada Fajar. “Ya makanya, kamu harus serius memperhatikan,” jawab Fajar.
Di saat tengah fokus memperhatikan proses pembuatan batik, konsentrasi Mentari terganggu karena Adam dan Danu yang berada di sampingnya justru becanda mulu. “Hey kalian bisa diem gak gak sih, aku gak bisa denger nih penjelasan dari ibu,” ucap Mentari kesal. “Sudahlah gak perlu serius gitu, kayak mau ulangan aja,” kata Adam. “Iya, lagian juga kamu gak akan bisa jadi perajin batik,” tambah Danu.
“Bukannya begitu, ini adalah ilmu. Setidaknya kita tahu bagaimana prosesnya,” jawab Mentari. “Ha..ha..ha..” Adam dan Danu malah tertawa. Melihat Adam dan Danu tertawa mengejek, Fajar dan Mentari pun pindah tempat. Selang 30 menit, wali kelas 2A SD Assalam, Ibu Susi memberikan tantangan kepada siswa untuk membuat batik.
“Nah anak-anak, tadi kan kalian sudah mendengarkan penjelasan tentang bagaimana cara membuat batik. Sekarang saatnya praktik. Bagi siapa yang bisa membuat batik dengan rapih dan bagus, ibu beri kalian hadiah baju batik” kata Ibu Susi. “Horeeeee”. Anak-anak terlihat senang dan antusias untuk membuat batik.
Satu per satu mereka diberikan alat untuk membatik. Fajar dan Mentari terlihat serius membuat hasil karyanya. Sementara Adam dan Danu justru gusar karena malam dari cantingnya tak keluar. “Sini cantingnya, ini punya aku, punya kamu yang ini nih,” kata Adam berebut canting dengan Danu.
Karena cantingnya diambil Adam, Danu pun berusaha merebut canting dari tangan Mentari. “Jangan ini punya aku..” seru Mentari sambil tarik-menarik canting dengan Danu. Dan akhirnya, “braaaaakkkk” wajan tempat malam punya Mentari tumpah dan mengenai kaki Danu. “Aduuuhhhh, panass, panas,” kata Danu.
“Ha..ha..ha..ha..” teman-teman Danu yang lagi serius membuat batik pun menertawai Danu. “Makanya jadi orang tuh jangan usil,” kata Mentari. “Baik anak-anak, ayo dikumpulkan hasil batiknya,” kata Ibu Susi. “Sakarang Ibu mau umumkan siapa yang berhak mendapatkan bahu batik dari Ibu”. “Yang hasilnya bagus adalah,… Menntaaariii…”
“Horeeeeee,” Mentari kegirangan karena mendapatkan baju batik. Hasil membatik Mentari dianggap paling baik karena rapih dan malamnya tidak melebar ke mana-mana.*
Yukk, Baca Lagi Cerita Fajar & Mentari yang Lainnya :
☃ Fajar & Mentari - Uniknya Kue Putu
Tags
CERITA ANAK